Danantara Diluncurkan Besok, Jadi Instrumen Indonesia Tingkatkan Daya Saing Ekonomi
Wartanusantara, Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang akan diluncurkan pada Senin, 24 Februari 2025, oleh Presiden Prabowo Subianto, diprediksi dapat menjadi instrumen strategis untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia dan menarik lebih banyak investasi global.
UBS Global Research mengungkapkan optimisme terhadap inisiatif yang digagas oleh Prabowo tersebut, dengan menyebut bahwa Danantara berpotensi menjadi alat untuk mengelola aset BUMN secara lebih efektif. Menurut laporan UBS, Danantara dapat berperan mirip dengan Temasek di Singapura, yaitu sebagai perusahaan induk yang mengelola aset negara dan memberikan kesempatan bagi perusahaan serta investor asing untuk bermitra dalam proyek-proyek besar.
“Kami melihat ini sebagai langkah penting untuk menciptakan struktur seperti Temasek. Salah satu manfaat utama adalah kesempatan bagi perusahaan dan investor asing untuk bekerja sama dengan Danantara dalam proyek-proyek strategis, yang akan menarik lebih banyak investasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tulis UBS dalam laporan berjudul Danantara Concerns Appear Overdone yang diterbitkan pada 22 Februari 2025.
Sumber Pendanaan dan Optimisme Terhadap Manajemen Aset BUMN
UBS juga menekankan bahwa Danantara tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena dana yang digunakan berasal dari optimalisasi aset BUMN. Selain itu, laporan tersebut juga mencatat bahwa kekhawatiran mengenai risiko terkait tujuh BUMN yang akan disertakan dalam program ini dinilai tidak berdasar.
“Undang-undang BUMN yang baru memberikan fleksibilitas dalam restrukturisasi perusahaan negara tanpa membebani negara, dan bertujuan untuk memaksimalkan nilai BUMN, yang berpotensi mengarah pada dividen lebih tinggi dan investasi yang optimal,” tambah UBS.
Menurut UBS, Danantara tidak perlu dikhawatirkan terkait potensi penyimpangan fiskal. Dukungan terhadap disiplin fiskal, efisiensi belanja pemerintah baru-baru ini, serta komitmen pemerintah untuk menjaga kestabilan fiskal menjadi faktor utama yang memperkuat hal ini. Namun, UBS juga mengingatkan bahwa transparansi dan akuntabilitas sangat penting untuk meyakinkan investor mengenai manajemen aset yang hati-hati.
“Jika dikelola dengan baik, SWF seperti Danantara bisa menjadi instrumen yang sangat berguna untuk mengoptimalkan aset negara dan menghasilkan keuntungan,” ungkap UBS.
Danantara Diharapkan Tarik Investasi Asing
FTSE Russell, penyedia indeks pasar terkemuka, juga menyatakan bahwa Danantara dapat menjadi alat yang efektif untuk menarik aliran modal ke Indonesia. Dengan pengelolaan aset senilai USD 900 miliar (sekitar Rp 14.724 triliun), Danantara diprediksi akan mampu memancing investasi asing, khususnya melalui foreign direct investment (FDI).
Wanming Du, Policy Director FTSE Russell, menyatakan bahwa negara-negara yang menginvestasikan kekayaan negara mereka ke dalam proyek-proyek infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi domestik akan menarik perhatian investor asing. “Seperti yang terlihat di negara lain, investasi dalam infrastruktur dasar mendukung pertumbuhan ekonomi dan mendatangkan banyak investasi asing,” ujar Du.
Dengan aset yang dikelola mencapai USD 900 miliar, Danantara diperkirakan akan menjadi sovereign wealth fund (SWF) terbesar ketujuh di dunia. Du juga menambahkan bahwa Danantara berpotensi untuk memperkuat sektor energi baru terbarukan (EBT), yang akan semakin menarik perhatian investor global.
Diversifikasi dan Potensi Maksimal Danantara
Wanming Du menyarankan agar Danantara dapat mencapai potensi maksimal dengan strategi diversifikasi yang mencakup investasi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini akan memperkuat posisi Danantara sebagai pengelola aset negara yang efisien dan menguntungkan.
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa tujuan utama pembentukan Danantara adalah untuk memfasilitasi realokasi modal BUMN ke sektor-sektor yang lebih menguntungkan dan berdampak sosial tinggi. Keuntungan dari investasi dalam program hilirisasi, menurut Prabowo, sepenuhnya akan dinikmati oleh bangsa Indonesia.
Pengawasan dan Pengelolaan oleh Presiden
Danantara akan diawasi langsung oleh Presiden Indonesia dengan bantuan Dewan Pengawas yang dipimpin oleh Menteri BUMN, serta Dewan Penasehat. Dengan struktur pengelolaan yang transparan dan akuntabel, Danantara diharapkan dapat mengoptimalkan aset negara dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.
Dengan peluncuran yang dijadwalkan besok, Danantara diharapkan dapat memperkuat daya saing ekonomi Indonesia, menarik lebih banyak investasi asing, serta mempercepat pembangunan infrastruktur dan sektor energi baru terbarukan.