Istri Presiden Pertama RI, Dewi Sukarno, Lepas Status WNI dan Luncurkan Partai Perlindungan Binatang di Jepang
Wartanusantara, Tokyo – Dewi Sukarno, istri Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, dikabarkan melepas kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dan mengumumkan peluncuran sebuah kelompok politik yang berfokus pada perlindungan binatang di Jepang. Kelompok politik ini kemudian dikenal dengan nama “12 Heiwa To,” yang berencana untuk bertarung dalam pemilihan musim panas mendatang.
BACA JUGA BERITA OLAHRAGA BASKET : FitPlay Journal
Menurut laporan Japan Times yang dikutip pada Selasa (18/2/2025), Dewi Sukarno mengajukan diri sebagai kandidat dalam pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jepang. Sebagai ketua partai, Dewi berencana untuk mencalonkan diri setelah memperoleh kembali kewarganegaraan Jepang.
Fokus Utama: Perlindungan Binatang
Partai yang dipimpin Dewi Sukarno ini memiliki fokus utama pada perlindungan binatang, dengan salah satu kebijakan intinya adalah melarang konsumsi anjing dan kucing. Nama partai “12 Heiwa To” menggabungkan kata Heiwa yang berarti “perdamaian” dalam bahasa Jepang, sementara angka “12” diambil dari gabungan onomatope Jepang wan-nyan, suara anjing menggonggong dan kucing mengeong.
Pada konferensi pers yang diadakan di Tokyo pada Rabu (12/2), Dewi Sukarno mengungkapkan bahwa tujuan utama partainya adalah mendorong pemberlakuan undang-undang yang melarang konsumsi anjing dan kucing. Dalam konstitusi partainya, 12 Heiwa To menekankan komitmen untuk melindungi anjing serta menciptakan lingkungan yang harmonis antara manusia dan hewan. Selain itu, mereka juga berencana mendirikan lembaga khusus untuk mengawasi penyiksaan hewan dan memperberat hukuman bagi pelaku kekejaman terhadap hewan.
Target Pemilihan
Shinnosuke Fujikawa, perencana pemilihan untuk partai 12 Heiwa To, menyatakan bahwa kelompok ini menargetkan untuk memenangkan setidaknya dua hingga tiga kursi di Majelis Tinggi Jepang dalam pemilihan mendatang.
Dengan langkah berani ini, Dewi Sukarno menunjukkan komitmennya terhadap perjuangan hak asasi hewan, sembari memulai karier politik baru di negara tempat ia kini tinggal.
