EntertainmentLatest

Kontroversi AI di Industri Musik: Antara Inovasi dan Ancaman terhadap Karya Manusia

Wartanusantara, Jakarta – Industri musik global tengah diguncang oleh perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI). Fenomena ini memicu perdebatan sengit tentang batas antara inovasi dan ancaman terhadap kreativitas manusia.

BACA JUGA BERITA OLAHRAGA BASKET : FitPlay Journal

Pada penghujung 2023, musisi Bad Bunny meluapkan amarahnya terhadap lagu viral di media sosial yang menampilkan suaranya, padahal ia tidak pernah menyanyikannya. Lagu berjudul “Demo #5: Nostalgia” tersebut diciptakan menggunakan “pita suara” AI, memicu kontroversi di kalangan musisi dan penggemar.

Lagu yang dihasilkan melalui layanan AI FlowGPT ini tidak hanya viral di TikTok, tetapi juga meraup ratusan ribu stream di Spotify. Kasus serupa juga terjadi pada musisi lain seperti Justin Bieber, Drake, The Weeknd, dan Daddy Yankee, yang suaranya digunakan untuk menciptakan lagu-lagu AI yang meledak di platform digital.

Fenomena ini memicu kekhawatiran di kalangan musisi lintas generasi. Frontman Stereophonics, Kelly Jones, dan Nick Cave mengecam penggunaan AI untuk menulis lagu, menyebutnya sebagai “ejekan mengerikan terhadap makna menjadi manusia.” Ed Sheeran juga menyuarakan kekhawatiran tentang potensi AI merampas mata pencaharian musisi.

Hozier mempertanyakan definisi seni jika lagu dihasilkan oleh AI tanpa pengalaman manusia, sementara Paul McCartney menyambut AI dengan catatan penting: perlindungan terhadap hak cipta dan kreativitas seniman.

Pengamat musik Virginie Berger memprediksi tantangan yang lebih besar di masa depan, seiring dengan kemampuan AI menghasilkan komposisi lagu yang sulit dibedakan dari karya manusia. Isu akuntabilitas dan hak cipta menjadi sorotan, terutama dengan rencana pemerintah Inggris untuk mengubah undang-undang hak cipta terkait AI.

Kekhawatiran ini mendorong lebih dari seribu artis Inggris untuk merilis album “Is This What We Want,” yang berisi pesan penolakan terhadap legalisasi pencurian musik oleh perusahaan AI. Album ini menampilkan rekaman studio dan gedung pertunjukan kosong, sebagai simbol kekhawatiran akan senjakala karya musik manusia.

“Apakah dalam musik pada masa mendatang, suara kami tak akan terdengar?” tanya Kate Bush, salah satu artis yang terlibat dalam proyek ini.

Perkembangan AI di industri musik menghadirkan dilema kompleks. Di satu sisi, AI menawarkan potensi inovasi dan kreativitas baru. Di sisi lain, muncul kekhawatiran tentang perlindungan hak cipta, etika, dan kelangsungan hidup karya seni manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *