InternationalLatestNewsPolitics

Trump Ganti Nama Sistem Pertahanan Rudal AS Menjadi “Golden Dome”

Wartanusantara, Washington, DC – Inisiatif “Iron Dome for America” yang digagas oleh Presiden Donald Trump untuk membangun sistem pertahanan rudal guna melindungi langit Amerika Serikat (AS) dari serangan, dilaporkan telah berganti nama menjadi “Golden Dome for America“.

Dalam video yang dirilis pada Kamis (20/2/2025), Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyebut proyek ini sebagai “Golden Dome or Iron Dome”. Tak lama setelah itu, menurut laporan dari situs berita militer Defense One, seorang pejabat pertahanan mengonfirmasi bahwa nama inisiatif tersebut telah resmi diubah menjadi “Golden Dome“.

BACA JUGA BERITA OLAHRGA BASKET : FitPlay Journal

Hingga saat ini, Space Force, cabang militer AS yang bertanggung jawab atas operasi dan pertahanan ruang angkasa, belum memberikan komentar terkait perubahan nama ini. Space Force juga telah membentuk tim ahli teknis untuk menentukan program-program yang dapat mendukung pelaksanaan inisiatif tersebut.

Perintah Eksekutif dan Strategi Implementasi

Perintah eksekutif yang mengarah pada pembentukan sistem ini, yang ditandatangani Trump pada 27 Januari, memberikan arahan kepada Hegseth untuk mengajukan rencana komprehensif yang merinci strategi implementasi, termasuk arsitektur yang diperlukan untuk sistem pertahanan rudal tersebut.

Trump, yang dikenal dengan kebiasaannya mengganti nama-nama dengan istilah yang lebih megah, sebelumnya juga mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika. Selain itu, selera Trump terhadap dekorasi emas dan mewah, seperti yang tampak di Trump Tower di New York, turut mempengaruhi penamaan ini.

Fokus pada Teknologi Berbasis Ruang Angkasa

Sistem pertahanan ini berfokus pada penggunaan sensor dan pencegat berbasis ruang angkasa. Perusahaan yang saat ini mendominasi pasar untuk peralatan semacam ini adalah SpaceX, milik Elon Musk, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa proyek ini bisa menjadi peluang bagi Musk untuk menghasilkan keuntungan dari program federal.

“Tim akan menyelesaikan perencanaan dalam beberapa minggu ke depan,” kata seorang pejabat senior Space Force pada Senin (24/2/2025).

Bulan lalu, diumumkan bahwa badan pengembangan ruang angkasa, cabang di bawah Space Force, sedang dalam proses akuisisi satelit baru untuk membangun jaringan sensor pelacak rudal yang akan beroperasi di orbit Bumi. Jaringan ini akan menjadi bagian integral dari sistem “Golden Dome”.

Kritik Terhadap Kelayakan Proyek

Meskipun perintah eksekutif Trump berargumen bahwa AS memerlukan sistem pertahanan berbasis ruang angkasa untuk menghadapi ancaman rudal, banyak kritikus yang meragukan kelayakan teknis dan finansial dari proyek ini. Sebagian pihak mempertanyakan apakah teknologi yang diusulkan dapat diimplementasikan dengan efektif, serta apakah biaya yang dibutuhkan untuk proyek ini dapat dibenarkan dalam jangka panjang.

Proyek ini masih dalam tahap perencanaan, namun sudah menimbulkan perdebatan di kalangan para ahli pertahanan dan pengamat kebijakan luar negeri mengenai dampak dan potensi tantangan yang akan dihadapi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *